Perlu diketahui
seorang anak tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa bahasa pertama dalam
otaknya dan lengkap dengan semua kaidahnya, tetapi diperolehnya dalam beberapa
tahap dan setiap tahap berikutnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang
dewasa. Pengetahuan mengenai pemerolehan bahasa dan tahapannya didapat dari
buku-buku harian yang disimpan oleh orang tua yang juga peneliti ilmu
psikolinguistik.
Ahli bahasa ada
yang membagi tahap pemerolehan bahasa ke dalam tahap pralinguistik dan linguistik.
Akan tetapi, pendirian ini disanggah oleh banyak orang yang berkata bahwa tahap pralinguistik itu tidak dapat
dianggap bahasa yang permulaan karena bunyi-bunyi seperti tangisan dan rengekan
dikendalikan oleh rangsangan (stimulus) semata-mata, yaitu respons otomatis
anak pada rangsangan lapar, sakit, keinginan untuk digendong, dan perasaan
senang. Tahap linguistik terdiri atas
beberapa tahap, yaitu (1) tahap pengocehan (babbling); (2) tahap satu kata (holofrastis); (3) tahap dua kata; (4) tahap
menyerupai telegram (telegraphicspeech).
Vokalisasi bunyi
Pada umur sekitar
6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan,
dengkur. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan bunyi konsonan atau
vokal. Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuk-nya karena
memang terdengar dengan jelas. Sebagian ahli menyebutkan bahwa bunyi yang
dihasilkan oleh bayi ini adalah bunyi-bunyi prabahasa/dekur/vokalisasi
bahasa/tahap cooing.
Setelah tahap
vokalisasi, bayi mulai mengoceh (babling).
Celotehan merupakan ujaran yang memiliki suku kata tunggal seperti mu, ma, bu, ba dan da. Ocehan ini terjadi pada usia antara 5 dan 6 bulan, tetapi
ocehan dapat terjadi pada umur 8 sampai dengan 10 bulan. Pada tahap celoteh
ini, anak sudah menghasilkan celoteh vokal dan konsonan yang berbeda seperti
frikatif dan nasal. Pada tahap celoteh anak-anak juga mulai mencampur konsonan
dengan vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan
bilabial nasal. Vokalnya adalah /a/ dengan demikian, strukturnya adalah K-V.
Cara anak-anak
mencoba segmen fonetik ini adalah dengan menggunakan teori hypothesis-testing. Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa,
biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan
sebagai berikut:
Tahap
satu kata atau Holofrastis. Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12
dan 18 bulan. Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak
untuk mengacu pada benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Pada usia ini pula,
sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar saling berkaitan dengan makna dan
mulai mengucapkan kata-kata yang pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata, satu frase, atau kalimat,
yang berarti bahwa
satu kata yang diucapkan anak itu bisa merupakan satu konsep yang lengkap.
Tahap dua kata, Satu frase. Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan papa ikut, dan mulai berpikir secara “subjek + predikat”.
Ujaran Telegrafis. Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda (multiple-wordutterences) atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Pada usia dini dan seterusnya, seorang anak belajar bahasa pertamanya secara bertahap dengan caranya sendiri
0 komentar:
Posting Komentar