Dalam proses
pembelajaran terdapat dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe naturalistik dan
tipe formal di dalam kelas. Pertama, tipe naturalistik yaitu bersifat alamiah,
tanpa guru, serta tanpa kesengajaan. Pembelajar dalam tipe ini
terjadi dalam lingkungan suatu masyarakat atau keluarga yang dalam lingkungan
keluarganya menggunakan bahasa pertama (B1), misalnya bahasa Jawa, begitu
keluar rumah berjumpa dengan teman-temannya yang berbahasa lain (bahasa
Indonesia).
Tipe kedua,
yaitu tipe formal berlangsung di dalam kelas. Berbeda dengan tipe naturalistik,
tipe ini seharusnya hasil yang diperoleh lebih baik dari tipe naturalistik.
Dalam tipe formal ini segala proses dan prosedur belajar bahasa sudah
dipersiapkan, dengan adanya guru, materi, alat-alat bantu belajar, dsb. Tahapan
ini mengungkapkan bahwa pembelajar B2 melakukan serangkaian sirkulasi informasi
antara rangsangan bahasa kedua dari luar menuju ke otak dan selanjutnya
diproduksi. Rangsangan tersebut berasal dari input yang berasal dari guru, orang di sekelilingnya, maupun dari
teman sebaya, berupa bunyi bahasa, kosa kata, atau gramatika bahasa tersebut.
Selanjutnya, setelah proses input B2 dan pengolahannya yang terjadi dalam otak
pembelajar B2 akan memroduksi pengetahuannya dalam bentuk lisan yang berupa
ujaran maupun dalam bentuk tulis. Teori pemetaan menerangkan bahwa pembelajar
B2 cenderung membagi antara bentuk eksternal dan fungsi internal sebuah kata.
Bentuk sebuah benda leksikal diwujudkan melalui suara yang diperoleh dari
pengucapan, sedangkan secara fungsi ia mengandung makna semantik.
Ketiga teori koneksionisme.
Koneksionisme artinya paham mengenai hubungan, yaitu hubungan menguatkan antara
stimulus dan respon yang mempengaruhi otak ketika proses pembelajaran B2
berlangsung. Keterhubungan tersebut menguat apabila pelajar lebih sering
terekspos oleh masukan/stimulus-stimulus B2; pada saat ini mereka melakukan
proses asosiasi berulang-ulang sehingga kemungkinan besar proses pemahaman
bahasa asing lebih kuat. Perbedaan hasil pembelajaran antara pembelajar satu dengan lainnya bisa
saja berbeda. Perbedaan di sini mencakup usia, jenis kelamin, motivasi, bakat,
gaya kognitif, kepribadian, dan strategi belajar.
0 komentar:
Posting Komentar